Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan

Pengertian Pembinaan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan, pengertian Pembinaan terhadap WBP adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.[1]

Jenis Pembinaan

Pembinaan diperuntukan kepada Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan meliputi kegiatan Pembinaan Kepribadian dan Kemandirian.

Kegiatan Pembinaan Kepribadian dan Kemandirian meliputi hal-hal yang berkaitan dengan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; kesadaran berbangsa dan bernegara; intelektual; sikap dan perilaku; kesehatan jasmani dan rohani; kesadaran hukum; reintegrasi sehat dengan masyarakat; keterampilan kerja; dan latihan kerja serta produksi.

Kegiatan Pembinaan dilaksanakan oleh Petugas Pemasyarakatan yang ditunjuk oleh Kepala Lapas. Petugas Pemasyarakatan yang ditunjuk tersebut bertugas sebagai Wali Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan. Petugas Pemasyarakatan harus mengikuti ketentuan[2] tugas, kewajiban, dan syarat-syarat wali yang telah diatur lebih lanjut sesuai Permenkumham No.M.01 PK.04.10 Tahun 2007 tentang Wali Pemasyarakatan.

Kegiatan Pembinaan terhadap Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan dapat dilaksanakan dengan mengadakan kerja sama antar instansi Pemerintah yang terkait. Termasuk diantaranya dapat mengadakan kerja sama dengan UPT Pemasyarakatan lain atau badan kemasyarakatan lainnya. Kerja sama juga terbuka dengan perseorangan yang kegiatannya sesuai dengan penyelenggaraan sistem pemasyarakatan.

Pembinaan Narapidana

Kepala Lapas wajib melaksanakan pembinaan terhadap Narapidana yang ditempatkan dalam wilayah Lapas selama menjalani putusan masa pidananya. Dalam melaksanakan pembinaan Kepala LAPAS wajib mengadakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan program pembinaan. Kegiatan pembinaan diarahkan pada kemampuan Narapidana untuk berintegrasi secara sehat dengan masyarakat. Pembinaan Narapidana dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap pembinaan yang terdiri dari:

  1. Tahap awal (Dilaksanakan di Lapas)

Pembinaan tahap awal bagi Narapidana dimulai sejak yang bersangkutan berstatus sebagai Narapidana sampai dengan 1/3 (satu per tiga) dari masa pidana.

Pembinaan tahap awal meliputi:

  1. Masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan paling lama 1 (satu) bulan;
  2. Perencanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian;
  3. Pelaksanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian;
  4. Penilaian pelaksanaan program pembinaan tahap awal.
  • Tahap lanjutan (Dilaksanakan di Lapas)

Pembinaan tahap lanjutan meliputi tahap lanjutan pertama yaitu dimulai sejak berakhirnya pembinaan tahap awal sampai dengan 1/2 (satu per dua) dari masa pidana.

Tahap lanjutan kedua dimulai sejak berakhirnya pembinaan tahap lanjutan pertama sampai dengan 2/3 (dua per tiga) masa pidana.

Pembinaan tahap lanjutan meliputi:

  1. Perencanaan program pembinaan lanjutan;
  2. Pelaksanaan program pembinaan lanjutan;
  3. Penilaian pelaksanaan program pembinaan lanjutan; dan
  4. Perencanaan dan pelaksanaan program asimilasi.
  5. Tahap akhir (Dilaksanakan di luar Lapas oleh Bapas)

Pembinaan tahap akhir dilaksanakan sejak berakhirnya tahap lanjutan sampai dengan berakhirnya masa pidana dari Narapidana yang bersangkutan.

Pembinaan tahap akhir meliputi:

  1. Perencanaan program integrasi;
  2. Pelaksanaan program integrasi; dan
  3. Pengakhiran pelaksanaan pembinaan tahap akhir.

Pengalihan pembinaan dari satu tahap ke tahap lain ditetapkan melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan berdasarkan data hasil pengamatan, penilaian, dan laporan terhadap pelaksanaan pembinaan dari Pembina Pemasyarakatan, Pengaman Pemasyarakatan, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Wali Narapidana. Dalam Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan Kepala Lapas wajib memperhatikan hasil litmas. Dalam melaksanakan pembinaan terhadap Narapidana di Lapas telah disediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan klasifikasi dan spesifikasi tertentu. Bagi Narapidana yang tidak memenuhi syarat-syarat tertentu pembinaan tahap akhir, maka Narapidana yang bersangkutan tetap melaksanakan pembinaan di Lapas. Apabila terdapat Narapidana yang tidak dimungkinkan memperoleh kesempatan asimilasi dan atau integrasi, maka Narapidana yang bersangkutan diberikan pembinaan khusus.

Pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan

Anak Didik Pemasyarakatan terdiri dari:

  1. Anak Pidana
  2. Anak Negara
  3. Anak Sipil

Kepala Lapas Anak wajib melaksanakan pembinaan terhadap Anak Didik Pemasyarakatan yang ditempatkan dalam wilayah Lapas selama menjalani putusan masa pidananya. Dalam melaksanakan pembinaan Kepala Lapas Anak wajib mengadakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan program pembinaan. Kegiatan pembinaan diarahkan pada kemampuan Anak Didik Pemasyarakatan untuk berintegrasi secara sehat dengan masyarakat. Pelaksanaan pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan dilakukan oleh Pembina Pemasyarakatan dan memerlukan keadaan yang aman serta tertib. Pengendalian keamanan dan penegakan ketertiban dilaksanakan oleh Pengaman Pemasyarakatan. Dalam melaksanakan pembinaan terhadap Anak Didik Pemasyarakatan di Lapas Anak disediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap pembinaan yang terdiri dari:

  1. Tahap awal (Dilaksanakan di Lapas)

Pembinaan tahap awal meliputi:

  1. Masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan paling lama 1 (satu) tahun;
  2. Perencanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian;
  3. Pelaksanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian;
  4. Penilaian pelaksanaan program pembinaan tahap awal.
  • Tahap lanjutan (Dilaksanakan di Lapas)

Pembinaan tahap lanjutan meliputi:

  1. Perencanaan program pembinaan lanjutan;
  2. Pelaksanaan program pembinaan lanjutan;
  3. Penilaian pelaksanaan program pembinaan lanjutan; dan
  4. Perencanaan dan pelaksanaan program asimilasi.
  5. Tahap akhir (Dilaksanakan di luar Lapas oleh Bapas)

Pembinaan tahap akhir meliputi:

  1. Perencanaan program integrasi;
  2. Pelaksanaan program integrasi; dan
  3. Pengakhiran pelaksanaan pembinaan tahap akhir.

Pengalihan pembinaan dari satu tahap ke tahap lain ditetapkan melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan berdasarkan data hasil pengamatan, penilaian, dan laporan terhadap pelaksanaan pembinaan dari Pembina Pemasyarakatan, Pengamanan Pemasyarakatan, Pembimbing Kemasyarakatan; dan Wali Anak Pidana. Dalam Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan Kepala Lapas Anak wajib memperhatikan hasil litmas. Bagi Anak Pidana yang tidak memenuhi syarat-syarat tertentu pembinaan tahap akhir, maka Anak Pidana yang bersangkutan tetap melaksanakan pembinaan di Lapas Anak. Apabila terdapat Anak Pidana yang tidak dimungkinkan memperoleh kesempatan asimilasi dan atau integrasi, maka Anak Pidana yang bersangkutan diberikan pembinaan khusus.


[1] PP No.31 Tahun 1999 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Nomor 1

[2] Permenkumham No.M.01 PK.04.10 Tahun 2007 tentang Wali Pemasyarakatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *